Membangun Prilaku Resposive Feedingpada Orang Tua Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Pada Anak Balita dengan Autism Spectrum Disorder (ASD)
Keywords:
Prilaku Resposive Feeding, Autism Spectrum Disorder, StuntingAbstract
Autism Spectrum Disorders (ASD) merupakan masalah serius pada bidang psikiatri anak karena 0,3% dari beban penyakit global. Kasus ASD diperkirakan 1 dari 160 anak di dunia dengan 7,6 juta hidup dalam keadaan cacat. Berdasarkan studi epidemiologi yang dilakukan selama 50 tahun terakhir, prevalensi ASD meningkat secara global.Ada banyak kemungkinan penjelasan untuk peningkatan ini, termasuk peningkatan kesadaran, perluasan kriteria diagnostik, alat diagnostik yang lebih baik, dan pelaporan yang lebih baik.Telah banyak yang menyatakan bahwa anak autism sering mengalami pencernaan sehingga pola makan yang terbatas akan menghambat income nutrisi yang akan masuk ke dalam tubuh, sehingga banyak anak ASD mengalami Stunting. Permasalahan anak balita pendek (stunting) merupakan masalah global yang dihadapi banyak Negara.Data World Health Organization (WHO) menunjukan bahwa tahun 2016 anak di dunia mengalami stunting. Di Indonesia hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2020 prevalensi stunting sebesar 30,8%. Pencegahan terhadap stunting dapat dilakukan dengan memberikan intervensi gizi terhadap ibu hamil atau menyusui dan anak terutama 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) (Kompas, 2021). Penyebab tingginya kejadian stunting pada balita adalah status gizi ibu hamil dan anak balita, kurangnya pengetahuan tentang gizi kesehatan dan gizi saat hamil, praktik pemberian makan bayi dan anak yang tidak adekuat, infeksi pada 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) (Roesli, 2018). Faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah asupan gizi, dimana ibu memiliki peran penting terhadap asupan melalui pola pemberian makan, salah satunya dengan Responsive Feeding (RF) dan massage stimulasi untuk menambah nafsu makan.Pemberian makan yang responsive sangat penting bagi balita stunting, yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan makanan dan mendorong tercapainya pertumbuhan dan perkembangan.Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) dimana terjadinya masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.Bantul adalah salah satu wilayah yang tinggidalam kasus terjadinya stunting, sehingga pengabdian dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Piyungan,Bantul, Yogyakarta
